Saturday 26 December 2015

Ricat Dengan Siswi Magang "lubang surga" - Soalnya kontol Fik udah tidak kuat nich,

ACEHPOKER hadir untuk Anda semua pecinta permainan kartu POKER ONLINE yang khususnya berada di Asia. Dengan sistem teknologi baru dan server kecepatan tinggi akan membuat permainan poker Anda lebih seru dan menarik bersama teman-teman Anda maupun saingan Anda.
Anda Bisa Langsung Daftar DISINI


Dulu aku pernah bekerja di perusahann bidang otomotif di daearah Bekasi sebut saja PT. SW dimana jumlah karyawan disitu cukup banyak sekali, selain karyawan disana juga memperkerjakan siswa siswi PKL atau disebut magang diantara siswi lainnya ada satu yang membuat aku jatuh cinta sebut saja namanya Tika.

Dia sedang maganng yang diperbantukan di departement personalia sedangkan aku dei departemen PPIC, jarak antara ruang kami memanga agak berjauhan, tetapi karena memperkerjakan di bidang yang sama jadi kita sering bertemui di tempat foto copi.

Awalnya sih, aku hanya sekedar mengagumi kecantikannya, karena dengan hidung yang bangir, bentuk bibir yang sensual, dihiasi lesung pipit di kedua pipinya, membuat semua yang ada didirinya terlihat sempurna.

Hari demi hari kami terlihat semakin akrab, bahkan banyak teman-temanku yang menyangka kalau aku sedang PDKT dengannya. Semua anggapan temanku, tidak terlalu aku pikirkan, karena aku merasa, Tika disini sedang belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh sekolahnya, dan sebagai seorang karyawan di PT.SW, aku hanya sekedar membimbing dan membantu, jika seandainya ada sesuatu hal yang dia belum mengerti.

Hampir dua minggu aku mengenalnya, ternyata sikap dan kelakuannya semakin membuat aku terpesona. Ketika aku mendengar gurauan salah seorang temanku, yang mengatakan kalau dia berani memberi Rp. 500.000,- kepada Tika, jika Tika mau menemaninya selama 2 jam, perasaanku malah semakin care sama si Tika.

Timbul perasaaan cemburu ketika mendengar gurauan itu. Namun aku tidak berani untuk mengungkapkannya, karena saat itu diantara aku dan Tika, tidak mempunyai hubungan yang terlalu istimewa.

Akupun merasa wajar, jika temanku berkata demikian, karena dengan wajah secantik itu, jika memang Tika memanfaatkan tubuhnya, mungkin harganya bisa diatas Rp. 350.000, per dua jam (harga tersebut diatas, adalah harga rata-rata seorang massage girl yang sudah dianggap cantik). Suatu ketika, bersama seorang temannya yang bernama Emma,

Tika menuju meja kerjaku, awalnya sih bertanya tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keperluannya, mungkin karena merasa sudah akrab, Tika juga bertanya tentang no. HP ku, alasannya sih biar gampang saja, kalau nanti dia mau nanya sesuatu.

Sambil tetap memperhatikan monitor, aku menyebutkan satu persatu nomernya. Ketika mereka ikut memperhatikan cara kerjaku, tiba-tiba, "buukkk.." tanpa sengaja, tangan Emma menyenggol buku yang aku simpan disisi meja.

Aku langsung mengambil bukunya dengan cara berjongkok. Alamak.. ketika berjongkok, tanpa sengaja sudut mataku melihat sesuatu yang sangat indah, dua pasang paha mulus terpampang didepan wajahku. Bukan hanya itu, karena posisi kaki Tika ketika duduk, agak mengangkang, maka ketika ku perhatikan, dipangkal pahanya terlihat pemandangan yang cukup menggelitik kelelakianku.

Ku lihat dia memakai CD berwarna Pink, dengan hiasan renda di sisinya. Mungkin karena mereka terlalu fokus memperhatikan hasil pekerjaanku, mereka tidak menyadari (atau memang sengaja?) kalau di bawah meja, aku sedang menikmati apa yang seharusnya mereka tutupi.

Karena takut mengundang kecurigaan dari teman sekerjaku, terpaksa aku kembali duduk dan menerangkan tentang cara kerja di PT. SW kepada Tika dan Emma. Namun kejadian yang baru saja aku alami, tetap mengganggu pikiranku.

Mungkin karena aku tidak konsentrasi dengan apa yang sedang kami bicarakan, Tika bertanya. "Pak, kok kadang-kadang ngejelasinnya tidak nyambung sih..". Sebenarnya aku malu mendapat pernyataan seperti itu, namun karena merasa sudah akrab, aku berbisik kepada Tika dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Bukannya malu, Tika malah tersenyum mendengarnya. "Kenapa tidak disentuh saja Pak, biar tidak penasaran", goda Tika. Emma yang tidak tahu apa-apa, hanya bengong mendengar pembicaraan kami.

Sebagai seorang lelaki, mendengar penawaran Tika, aku malah berpikir yang tidak-tidak, dan membayangkan apa yang ada dibalik CD nya itu.

Namun semuanya berusaha aku redam, karena walau bagaimanapun, di PT. SW ini, aku harus JAIM (Jaga Imej), agar aku tidak mendapatkan masalah. Bel istirahatpun berbunyi, dan kami langsung menuju kantin untuk makan siang.

Baru saja aku selesai makan, Tika mendekatiku dan berbisik "besok Bapak saya tunggu di Hero sekitar jam 09.00 pagi, ada yang ingin saya bicarakan, saya tunggu didepan ATM". Walau singkat, tapi tetap membuatku bertanya-tanya, sebenarnya apa-yang akan dibicarakan? Mengapa waktunya hari sabtu, padahal kan setiap hari sabtu PT. SW libur.

Mengapa dia berbisik sangat pelan kepadaku, apa takut terdengar yang lainnya?. Besoknya, dengan tetap berpakaian rapi (seperti jika mau berangkat kerja), aku mengeluarkan motorku dan beralasan lembur kepada kedua orang tuaku.

Menunggu adalah hal yang sangat membosankan, karena sampai di Hero, jam baru menunjukkan angka 07.30, Setelah mencari sarapan, sambil ngerokok, aku iseng-iseng ikut ngantri ATM, padahal cuma mau liat saldo doang, karena uang yang ada di dompetku, masih ada sekitar Rp. 400.000,-.

Dari jauh, aku sudah tahu kalau gadis yang menuju kearahku adalah si Tika, dan pagi ini, dia terlihat sangat sexy, karena Tika hanya mengenakan kaos dan celana jeans ketat.

"Udah lama ya Pak? Kan Tika janjinya jam 09.00, sekarang baru jam 08.45,

Tika tidak salah khan?",

"Jangan panggil aku Bapak dech Tik, aku kan belum nikah, dan ini bukan di kantor, panggil namaku saja dech, biar bisa lebih akrab".

"Ok deh Pak, eh Fik", sambil tersenyum Tika langsung menggandeng tanganku.

"Fik, enaknya kita ke mana yach", tanya Tika.

"Terserah, emang mau ngomongin apaan, kayaknya pribadi banget".

"Ngga juga, Tika seneng saja kalau deket ama Fik, kenapa ya?"

"Mau tahu jawabannya", candaku.

"Ngga usah Fik, Tika juga udah tahu,

Tika rasa Tika menyukai Fik", jawab Tika polos.

Tanpa disadari, mungkin karena saking senengnya, aku yang sejak awal memang mengagumi Tika, langsung memeluknya. Mendapat perlakuan begitu, Tika mencoba melepaskannya, dan mengingatkan, kalau kita masih ada dilokasi umum, tidak enak terlihat banyak orang.

Akhirnya kami meTikuskan mencari tempat yang cocok untuk berduaan. Tapi karena yang aku tahu cuma hotel tempat satu-satunya yang cocok untuk berduaan tanpa takut terlihat orang lain, walau terlihat agak ragu, Tika akhirnya menyanggupinya.

Sekitar jam 09.30, kami sudah sampai di front office hotel BI, dan mengambil sebuah kamar dengan fasilitas TV dan AC. Dengan agak ragu Tika memasuki pintu kamar (mungkin karena baru pertama kalinya), dan dia agak terkejut melihat fasilitas yang terdapat di dalamnya.

Apalagi ketika dia melihat kamar mandinya. "Enak juga ya Fik, kita bisa ngobrol berduaan disini, tanpa takut akan terdengar atau terlihat oleh orang lain". Tika langsung merebahkan badannya ke ranjang, dan mencari siaran TV yang khusus menyiarkan acara musik.

Kebetulan banget lagunya adalah lagu-lagu romantis, yang secara tidak langsung, ikut mempengaruhi suasana hati kami. Lewat aiphone, aku memesan makanan dan soft drink. Ketika aku menyalakan rokok, terdengar suara room boy mengetuk pintu dan mengantarkan pesananku.

Aku mendekati Tika yang sedang rebahan, maksudnya sih mau nawarin makanan, tapi Tika langsung bangun dan bertanya.

"Fik, apakah Tika salah bila Tika mencintai Fik, Tika sebenernya malu mengakuinya, tapi bila tidak diungkapkan, Tika takut kalau Fik tidak mengetahui apa sebenernya yang Tika harapkan. Maafin Tika yach, Tika udah ngerepotin Fik, padahal kan sekarang waktunya libur dan istirahat, tapi Tika malah meminta Fik menemui Tika".

Aku terharu juga mendengar kejujuran dan kepolosannya, akhirnya setelah mendengarkan semua tentang apa yang ada dihatinya, sambil membelai rambutnya (agar perasaannya menjadi lebih tenang), aku pun berusaha meyakinkannya, bahwa semua yang dialami, adalah wajar, jika seseorang mencintai lawan jenisnya, dan tidak ada yang namanya salah, jika sudah menyangkut perasaan hati.

Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi ternyata, yang kulakukan itu malah membuat Tika berani untuk membalas ciumanku. Dia langsung melumat bibirku, dan seperti seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali.

Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. Tapi sekarang aku yang bingung, karena dengan melihatnya bentuk tubuhnya saja (waktu di kantor), bisa membuat aku "konak", sekarang seluruh tubuhnya sudah melekat erat ditubuhku (walau masih memakai pakaian lengkap).

Kedua payudaranya terasa makin mengeras, akhirnya kuputuskan untuk menikmati keadaan ini, karena jujur saja, kadang-kadang, dulu akupun sering menghayalkan betapa nikmatnya jika bercumbu dengan si Tika, apalagi jika berjalan di belakangnya, goyangan pantatnya ngajakin kita jual tanah (maksudnya ntar duitnya buat ngebayarin pantatnya, he.. he.. he..). tanganku mulai berusaha membuka kaosnya,

Karena aku tidak mau pandanganku yang tertuju kepada kedua payudaranya, terhalang oleh kaos yang ia kenakan. Pelan namun pasti, akhirnya bukan hanya kaosnya yang berhasil aku buka, BH nya pun sudah aku lepaskan.

Sejenak aku terpana melihat keindahan bentuk payudaranya itu, namun hanya sebentar, karena aku ingin segera menikmati dan merasakan keindahan itu, kuremas kedua susunya, dengan mesra aku mulai menghisap putingnya yang sudah agak mengeras dan berwarna kecoklatan.

Kucium dan kujilati bagian tubuhnya, mulai dari leher, terus bergerak turun dan menuju putingnya kembali.

"Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh.. ennaakk banget Fik.. geli.. tapi nick..maaattt.. teeeruuus.. aaccchhh.."

Tika terus meracau menikmatinya. Aku terus merangsangnya, dan mencoba membuka celana jeans yang dipakainya, lantaran jeans yang dikenakannya sangat ketat, aku kesulitan untuk membukanya, untungnya Tika mengerti, dengan agak mengangkat pantatnya, dia mulai mencoba menurunkan jeansnya sendiri.

Dengan sabar, aku menunggu dan terus mempermainkan susunya. Setelah jeansnya terlepas, tangan Tika berusaha untuk membuka semua yang aku kenakan. Satu persatu jari tangannya membuka kancing kemejaku, dan setelah berhasil membuka baju dan celana yang aku pakai, Tika hanya menyisakan CD saja yang masih melekat ditubuhku.

Mungkin dia masih ragu untuk membukanya, karena diapun masih mengenakan CD. Walau diwajahnya terlihat, kalau dia sedang diamuk birahi, namun dia masih bisa menguasai pikirannya, aku yakin dia merasa takut di cap sebagai cewe yang agresif dan takut jika aku tidak menyukai tindakannya.

Namun aku tetap menikmati suasana yang terjadi di dalam kamar hotel ini. Aku terus merangsang birahinya, ciumanku aku arahkan kedaerah perutnya, terus kebawah menyusuri lubang pusarnya, dan kedua tanganku, bergerak untuk membuka CD yang masih melekat ditubuhnya.

Secara perlahan aku mencoba membuka CD nya, sambil terus mencumbunya, aku menciumi setiap daerah yang baru telihat ketika CD nya mulai bergerak turun. Tika sangat menikmati semua sentuhan yang aku berikan,

Bahkan ketika CD nya telah terlepas, dan aku mulai menjilati memeknya, dia terus mendesah dan malah membuka pahanya lebar-lebar agar lidahku bisa menjilati bagian dalam memeknya. Dengan keharuman yang khas, memek itu telah membuat aku betah berlama-lama mencumbuinya.

Aku terus menjilati, dan dengan jari telunjukku, aku coba merangsang dia dengan memainkan kelentitnya. Semakin aku percepat memainkan jari telunjukku, semakin cepat pula dia menggoyangkan pantatnya.

Tika terus mendesah dan meracau tak karuan. "Aacchhhh.. terus sayang.. nikmatnya.. teruzzsss.. lebih ke dalam lagi Fik.. teruuzzss.. yacchhh.. benar.. jilati terus yang.. itu.. sayang.. accchhh".

Karena rangsangan yang dia terima makin hebat, pantatnya bukan hanya digoyang-goyangkan, tapi malah diangkat-angkat ke atas, mungkin tujuannya agar lubang memeknya yang lebih dalam ikut tersentuh oleh lidahku.

Dengan bantuan jari-jariku, aku terus mengaduk-aduk isi memek Tika, aku sentuh G-Spotnya secara perlahan, dia langsung menggelinjang, lalu kuelus G-Spotnya nya dengan jari tengahku, Tika makin liar, seperti orang yang sedang ngigau, dia meracau tak karuan, tak jelas suara apa yang keluar dari mulutnya, karena yang aku tahu, lubang memeknya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya,

Seluruh tubuhnya seperti menegang, tapi itu tak berlangsung lama, karena, dirinya langsung terdiam dan tergolek dengan lemas. Melihat Tika sudah mencapai orgasme, aku berusaha untuk tenang, tetapi kontolku sudah sangat tegang (walau masih tertutup oleh CD) dan ingin segera merasakan nikmatnya memek Tika.

Aku segera mencium dan menjilati "lubang surga" itu, agar Tika bisa merasakan apa yang namanya multi orgasme. Usahaku ternyata berhasil, karena hanya dalam beberapa menit, tubuhnya kembali bergetar dan menegang.

Diiringi desahannya yang sangat menggairahkan, Tika kembali merasakan kenikmatan itu. Karena beberapa kali mengalami orgasme, Tika terlihat sangat lelah, meski tak dikemukakan, terlihat jelas bahwa dia sangat puas dengan oral yang aku lakukan.

Dengan tersenyum, dia mencoba untuk melepaskan CD yang masih melekat ditubuhku. Tanpa ragu, dia mulai menjilat dan mengulum kontolku. Mendapat perlakuan seperti itu, aku yang semula mendominasi permainan, hanya diam saja menikmati permainan Tika.

Dengan bibir indahnya, dia mengulum dan mengeluar masukan kontolku ke dalam mulutnya, dan sesekali, dengan menggunakan kelembutan lidahnya, dia mengusap dan menjilat kepala kontolku. Gila.. ternyata Tika bukan hanya indah buat dilihat, ternyata Tika mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merangsang dan memanjakan kita dalam permainan seksnya.

Aku berusaha agar tidak sampai kebobolan ketika dia melakukan oral terhadapku, namun kenyataannya, semua spermaku telah memenuhi mulutnya, ketika secara reflek, aku menjambak rambut dan menarik kepalanya sambil mendesah menahan kenikmatan saat spermaku akan keluar.

Tanpa perasaan jijik, Tika menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya, seperti tidak puas, dia menjilati kontolku yang masih ada sisa-sisa spermanya.

"Fik, enak juga ya rasa sperma lo, gurih-gurih gimana gitu..", kata Tika memuji. Aku hanya tertawa sebentar mendengarnya, karena bola mataku tetap memandang lekuk-lekuk tubuh Tika yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya.

Kuperhatikan lagi "lembah" yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, mungkin karena tergesek oleh lidah dan jari-jariku.

"Makasih ya Tik..", kataku sambil menciumi memeknya.

"Fik, boleh tidak kalau Tika minta memek Tika di jilatin lagi, abis enak banget sih..", tanya Tika sambil memohon.

"Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Fik ngentot Tika, soalnya kontol Fik udah tidak kuat nich, pengen buru-buru berada di dalam memek Tika. Boleh yach?"

"Tika takut Fik, kata temen-temen Tika, rasanya sakit banget, tidak mau ah.. ntar kalau sakit gimana?", tolak Tika.

"Pokoknya Tika rasain saja nanti, Fik apa temen Tika yang salah", kataku sambil mulai menjilati memek Tika. Dengan melebarkan pahanya, dan mempergunakan kedua tangannya, Tika membantu melebarkan memeknya agar mempermudah ku di dalam mencumbui memeknya.

Kujilati klitnya hingga dia menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat yang dia terima. Sengaja aku terus menjilati klitnya, agar dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami orgasme, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cumbuanku kedaerah putingnya yang sudah sangat kencang.

Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut. "Fik.. enak sekali sayang.. acchhh.. ooohhhh.." Tika menggelepar menahan birahinya yang semakin besar.

Kulihat jari lentik Tika mulai bermain dibibir kemaluannya sendiri, dia terus mengelus, dan sekali-sekali memasukan jarinya ke dalam lubang memeknya yang sudah sangat basah karena banyaknya cairan pelicin yang keluar dari dalam memeknya memeknya.

Sambil tetap membenamkan wajahku diantara dua gunungnya, tanganku secara perlahan menarik tangan Tika yang sedang asik mengeluar masukan jarinya. Awalnya dia menolak, tapi ketika aku bimbing jarinya kearah kontolku, Tika langsung menggenggam dan mengocoknya.

Setelah agak lama, aku meminta Tika agar dia berada diatas tubuhku yang sudah dalam posisi berbaring. Dengan perlahan, dia menaiki tubuhku. Sengaja aku menggesek-gesekan kontolku diantara lubang memeknya, ternyata benar, apa yang aku lakukan telah membuat kenikmatan yang dirasakan oleh Tika makin menjadi-jadi, diapun mulai bergerak menggesekan kontolku ke bagian luar memeknya.

Akhirnya, walau dengan posisi berada di bawah, tanpa sepengetahuan Tika, aku berusaha mengarahkan kontolku agar bisa memasuki lubang memeknya.

Tika terus menggerakkan dan menggesekan memeknya, dan tanpa disadarinya, ternyata kepala kontolku mulai bergerak memasuki memeknya ketika dia menggerakan pantatnya dari atas ke bawah.

Terasa lembut sekali ketika kepala kontolku menyentuh bagian dalam dari lubang surganya, ada perasaan nikmat yang sulit untuk diungkapkan, dan tanpa terasa, sudah seluruh bagian kontolku berada di dalamnya.

Seperti kesetanan, Tika terus menggoyangkan pantatnya, sesekali terdengar rintihan dan erangannya. Akupun terus mengeluar masukan kontolku ke dalam lubang memeknya (walau agak sulit karena posisiku berada di bawah).

Secara reflek Tika langsung merebahkan tubuhnya diatas tubuhku ketika dia sudah mencapai orgasmenya. Namun karena aku belum orgasme, aku langsung membalikan badannya agar berada di bawah tubuhku.

Dengan sedikit santai, a menggerakan "junior"ku, namun karena tubuh Tika yang bersih dan terawat, birahiku tidak bisa mengerti jika aku ingin lebih lama menikmati kemulusan tubuhnya. Akhirnya spermaku keluar di dalam kehangatan lubang memeknya.ku terus

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes